Kemerdekaan Indonesia tak lepas dari peran perempuan, Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 adalah momen bersejarah yang tidak hanya diperjuangkan oleh kaum laki-laki, tetapi juga oleh perempuan. Perempuan Indonesia membuktikan bahwa mereka memiliki semangat yang sama dalam merebut kemerdekaan dan mempertahankannya.
Sejak awal abad ke-20, perempuan Indonesia sudah mulai aktif dalam berbagai organisasi yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran nasional dan memperjuangkan hak-hak mereka. Salah satu contoh adalah Kartini, yang dikenal sebagai pelopor emansipasi perempuan. Pemikirannya tentang pentingnya pendidikan bagi perempuan menjadi inspirasi bagi banyak perempuan untuk terlibat dalam gerakan nasionalis. Kartini meletakkan dasar bagi gerakan perempuan Indonesia yang kemudian semakin berkembang dan memiliki peran penting dalam perjuangan kemerdekaan.
Perempuan Indonesia juga terlibat langsung dalam organisasi-organisasi pergerakan nasional seperti Kongres Perempuan Indonesia pertama yang diadakan pada tahun 1928 di Yogyakarta. Melalui kongres ini, perempuan Indonesia menunjukkan bahwa mereka bisa bersatu dan berjuang bersama untuk mencapai tujuan bersama.
Dalam perjuangan fisik melawan penjajah, banyak perempuan yang terlibat sebagai pejuang dan mata-mata. Cut Nyak Dien dan Cut Nyak Meutia dari Aceh adalah contoh nyata perempuan yang memimpin pasukan dan melawan penjajah dengan gigih. Di Jawa, ada Dewi Sartika yang mendirikan sekolah untuk perempuan guna meningkatkan kesadaran dan pendidikan di kalangan perempuan.
Di era proklamasi, tokoh-tokoh perempuan seperti Fatmawati juga memiliki peran penting. Fatmawati, istri Presiden Soekarno, menjahit bendera Merah Putih yang dikibarkan saat Proklamasi Kemerdekaan. Tindakan sederhana namun penuh makna ini menunjukkan betapa besar kontribusi perempuan dalam simbolisasi kemerdekaan.
Setelah Indonesia merdeka, perempuan terus berperan dalam pembangunan bangsa. Mereka terlibat dalam politik, pendidikan, ekonomi, dan berbagai bidang lainnya. Perjuangan mereka tidak berhenti pada kemerdekaan saja, tetapi juga dalam memperjuangkan kesetaraan gender dan hak-hak perempuan di Indonesia. Perempuan seperti Maria Ulfah Santoso, S.K. Trimurti, dan Martha Christina Tiahahu adalah beberapa contoh tokoh yang melanjutkan perjuangan perempuan di masa kemerdekaan dengan berkontribusi dalam pemerintahan dan organisasi sosial.
Kemerdekaan Indonesia memang tidak lepas dari peran perempuan. Mereka telah membuktikan bahwa perjuangan kemerdekaan adalah perjuangan semua rakyat Indonesia, tanpa memandang gender.